-->

INTERPRETASI “BACAAN YANG LAYAK DIBACA, TULISAN YANG LAYAK DITULIS” PERSPEKTIF ALFA-SA.

    Sebagai langkah awal, mari kita renungkan bersama. Dahulu, saat kita berusia 6-7 tahun lebih kita diajarkan membaca dan menulis di Taman Kanak-Kanak (TK), atau oleh bapak Ibu kita di rumah. Lalu setelah kita bisa melakukan keduanya, sampai kita dewasa, apakah kita menggunakan dua kemampuan itu dengan baik?. jawabannya ada pada iap-tiap diri kita tentunya.
Kemudian pasti kita mengenal kata-kata terkenal dari Armin Martajasa yang berbunyi “Dengan membaca kau akan mengenal dunia, dan dengan menulis kau akan dikenal dunia”. Mengapa begitu?. Sebab dalam buku yang ukurannya kecil, kita mampu menemukan hal-hal besar di dalamnya, kalau kata Budiman Sujadmiko dalam bukunya “Anak-Anak Revolusi” beliau mengatakan bahwa buku itu layaknya jendela berukusan 7X6 Cm, yang bila kita lihat sekilas itu sangat kecil, tapi ketika kita membukanya akan Nampak keindahan alam dan cakrawala yang amat luas. Dan dengan pena yang kecil kita mampu memberikan inspirasi dan pengetahuan kepada orang-orang di penjuru dunia. 

    Sejarah juga telah mencatat, bahwa orang-orang pintar adalah orang-orang yang banyak bacaannya, dan juga orang-orang yang terkenal di dunia, adalah orang-orang yang memiliki karya tulis atau sebuah buku. Ditambah lagi Helvy Tiana Rosa mengatakan bahwa “Setelah tulisan selesai ditulis, penulis tak kan mati, ia baru saja memperpanjang umurnya lagi”.
 Lalu apa tujuan orang membaca dan meulis?. Tujuan seseorang membaca adalah untuk mendapatkan kesenangan, mencari ilmu pengetahuan, atau merupakan tuntutan sebuah pekerjaan. Sedangkan tujuan menulis adalah menginformasikan tentang suatu perihal, menghibur orang, memberi pengetahuan, atau sebagai wujud ekspresi diri. Bahkan Kirsch & Jungenbut dalam buku Literacy: Profile of America’s Young Adult menyebutkan bahwa membaca dan menulis sebagai kemampuan seseorang dalam mengolah informasi untuk mengembangkan suatu ilmu pengetahuan sehingga pada akhirnya akan mendatangkan manfaat untuk masyarakat sekitarnya.

      Di musholla pesantren Darussholah Pusat (An-Nawawiyah) terpampang sebuah tulisan dari Alfa-SA di tembok bagian selatan. “Bacalah bacaan yang layak dibaca, Tulislah tulisan yang layak ditulis” tapi kata-kata tersebut agak sama dengan maqalah Arab yaitu “"اقراء ما ينبغي أن يكتب, واكتب ما ينبغي أن يقراء Artinya “Bacalah apa yang layak ditulis, tulislah apa yang layak dibaca”. Hanya saja berbeda sedikit sebab apa yang dituturkan Alfa-SA adalah sama kata (baca-baca, tulis-tulis. Bukan baca-tulis, tulis-baca). Sekilas bila kita fikirkan, muncul jawaban apa pada benak kita?, jawab saja dala hati masing-masing. Tentu jawaban yang normal adalah bacaan dan tulisan yang layak adalah bacaan dan tulisan yang bermanfaat. Adapun yang dimaksud dari tulisan atau quoet tersebut dari pandangan penulis sendiri (Alfa-SA) adalah bacaan yang bermanfaat untuk dunia akhirat, artinya bukan bacaan atau tulisan yang sia-sia. Dan beliau menyontohkannya dengan suratan cinta, bucin-bucinan atau percakapan yang tidak mengandung pengaruh positif (bernilai pahala), bacalah dan tulislah sesuatu yang mengandung nasihat-nasihat, terutama nasihat keagamaan. Pun juga bagi orang Islam, bagi orang-orang yang beriman sudah semestinya menggunakan waktunya untuk membaca al-Qur’an dan hadis, serta buku-buku pengetahuan, baik itu tentang agama dan lain sebaganya. Intinya yang bermanfaat sampai ke akhirat. Kemudian juga menulis artikel-artikel tentang nasihat agama dan sebagainya yang manfaatnya juga dirasakan sampai alam akhirat. Sebab bila umat Islam begitu, maka ia pasti diridloi oleh Allah SWT. Perumpamaannya sebagai berikut:
    Jika orientasi manusia hanyalah dunia, maka ia telah lepas dari tujuan akhiratnya dan secara otomatis jauh dari Tuhannya. Jika orientasi manusia terhadap Akhirat, maka ia akan diridloi jalannya oleh Alloh dan dunia juga diberikan oleh Allah sebagai penciptanya. Sebab dunia, manusia, dan akhirat semuanya lurus (linier) kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam QS. As-Syura ayat 20:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِيالْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
Artinya: “Siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambahkan keuntungan itu baginya, dan siapa menghendaki keuntungan di dunia kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia), tetapi dia tidak akan mendapat bagian di Akhirat.”
     Oleh sebab itu mari gunakan waktu membaca dan menulis kita sebagai bekal menuju Akhirat, sebab tujuan Akhirat haruslah selalu didahulukan karena niscaya dengan itu kita akan mendapatkan kenikmatan yang luar biasa.

    BAIT-BAIT PROSA TENTANG BACA TULIS
kegiatan baca tulis sudah semakin langka, 
hanya segelintir orang yang mampu menekuninya, 
alih-alih malaslah yang jadi bantalnya
sedangkan scroll tiktok, main game jadi kesenangan yang luar biasa.
Lebih lagi bila Mahasiswa yang malas menulis dan membaca,
Akan seperti apa masa depan bangsanya
Bila dua kegiatan yang amat berharga
Tergantikan dengan sesuatu yang lebih kecil manfaatnya?.

Oleh: M. Irham Maulana (Kemenegri BEM Stiuda).

0 Response to "INTERPRETASI “BACAAN YANG LAYAK DIBACA, TULISAN YANG LAYAK DITULIS” PERSPEKTIF ALFA-SA."

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel